Lokasi: Uritetu, Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Indonesia
Map: KlikDisini
HTM: Rp. 5.000,-
Buka/Tutup: 24 Jam
Telepon:
Kota Ambon di Maluku pernah merasakan sejarah kelam pertikaian berbau SARA. Ratusan nyawa melayang sia-sia karena hilangnya sikap toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.
Kejadian tersebut berlangsung antara tahun 1999 – 2002. Pembantaian antar kedua kelompok terjadi hampir di setiap sudut kota. Bahkan hingga ke daerah pedesaan di Pulau Ambon.
Suasana mencekam dan warga yang selalu dalam situasi yang siap siaga terjadi hampir di berbagai wilayah disana. Karena kerusuhan bisa terjadi kapan saja. Banyak rumah warga dan tempat-tempat ibadah hangus terbakar.
Konflik ini menjadi berkepanjangan lantaran tidak ada warga yang sadar akan pentingnya rasa toleransi dan sikap saling menghormati antar umat beragama.
Ditambah pemerintah setempat yang tidak dapat berbuat banyak untuk meredam kerusuhan SARA tersebut.
Provokasi terus-menerus oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab juga menjadi penyebab hancurnya perdamaian di Ambon kala itu.
Berbagai upaya dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan para tokoh masyarakat lintas agama telah dilakukan.
Namun baru pada tahun 2002, konflik beragama di Ambon dapat benar-benar berhenti setelah ditanda tanganinya Perjanjian Damai Malino II di Kota Malino Sulawesi Selatan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Pada tahun 2009, dibangun sebuah monumen bernama Monumen Gong Perdamaian Dunia atau biasa di singkat Gong Perdamaian Dunia. Tempat ini di bangun untuk mengingatkan kejadian kelam di Ambon.
Serta memberi pesan kepada dunia betapa pentingnya membangun sebuah perdamaian. Disana ditempatkan sebuah Gong Raksasa tepat berada ditengah-tengah Taman Merdeka.
Gong ini adalah Gong Perdamaian Dunia yang ke 35 di dunia, karena di kota-kota lain di Indonesia dan negara lain juga ditempatkan Gong Perdamaian Dunia.
Diantaranya di Kota Jepara, Jawa Tengah, Bali dan Kota Palu, Sulawesi Tengah. Juga di Kota Shandong, China, Geneva, Swiss dan New Delhi, India.
Gong ini memiliki diameter 2 meter berada di tengah-tengah 4 buah pilar dengan lambang Pancasila berada di tengah atas.
Gambar bola dunia berada tepat di tengah Gong yang dikelilingi gambar simbol-simbol agama. Mulai dari agama Islam, Kristen, Yahudi, Budha, Hindu dan agama-agama lainnya yang ada di dunia.
Kemudian bagian lingkaran tengah setelah simbol agama ada tulisan “Gong Perdamaian Dunia” di bagian atas dan “World Peace Gong” dibagian bawah dengan latar berwarna keemasan.
Bagian lingkaran paling tepi berisi gambar bendera negara-negara di dunia berukuran kecil berjumlah lebih dari 200, dan Bendera Merah Putih berada tepat di sisi tengah atas dengan ukuran lebih besar dari gambar bendera lainnya.
Kini, monumen Gong Perdamaian Dunia di Kota Ambon menjelma menjadi destinasi wisata. Banyak pengunjung datang tiap harinya sekedar untuk berfoto dengan latar Gong.
Monumen ini biasanya ramai pengunjung di sore hari atau pada akhir pekan. Karena lingkungan Taman Merdeka yang asri membuat pengunjung betah dan nyaman untuk menikmati suasana Kota Ambon.
Ide Awal di ciptakannya Gong Perdamaian Dunia
Gong Perdamaian Dunia ini pertama kali diciptakan di Desa Plajan, Kota Jepara, Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan Desa Plajan di Jepara dijadikan sebagai Situs Perdamaian Dunia.
Disana ditemukan sebuah Gong berusia 450 tahun yang diyakini sebagai media dakwah agama Islam oleh seorang waliyullah di Jepara, Jawa Tengah, yaitu Sunan Muria. Disana juga dibangun Museum Gong Perdamaian Dunia.
Gunung Muria diyakini juga sebagai pusat peradaban dunia yang paling awal. Yaitu peradaban Lemuria sekitar 60.000 tahun yang lalu.
Makanya banyak tempat di dunia juga memiliki nama yang sama seperti di Rajashtan India, Mali di Afrika, Agrego di Yunani, New York di USA dan Rio de Janeiro di Brasil.
Di Palestina juga ada Gunung Moriah, merupakan tempat yang kramat bagi bangsa Yahudi Israel.
Sebenarnya tidak hanya Gong Perdamaian Dunia saja yang ada di Desa Plajan, Jepara. Disana juga ada Gong Perdamaian Nusantara dan Gong Perdamaian Asia-Afrika.
Gong Perdamaian Nusantara di tempatkan di beberapa kota di Indonesia. Diantaranya di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Selain itu di Pulau Jawa ada di Desa Plajan, Jepara, Kota Blitar, Jawa Timur, Kota Ciamis, Jawa Barat dan di Kota Jogjakarta.
Sedangkan Gong Perdamaian Asia-Afrika ada di Kota Bandung. Tepatnya di Gedung Museum Konferensi Asia-Afrika di Jl.KAA Kota Bandung dan di Desa Plajan, Jepara.
Jam Operasional dan Fasilitas
Karena merupakan fasilitas umum. Taman Merdeka dimana Gong Perdamaian Dunia ada dibuka selama 24 jam penuh. Berbagai fasilitas juga disediakan disana.
Fasilitas-fasilitas tersebut adalah toilet umum, jogging treck, taman kota, lapangan olah raga, dan kursi-kursi taman. Juga ada ruang terbuka hijau yang dipenuhi pohon-pohon yang rindang.
Di area Lapangan Merdeka ini sering dijadikan tempat selain untuk olahraga juga untuk kegiatan lain, seperti upacara bendera, pentas seni dan acara lainnya.
Di area yang sama juga terdapat sebuah monumen dengan patung yang gagah. Patung tersebut adalah Patung dari Thomas Matulessy.
Dia adalah seorang tokoh pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajah. Juga terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura.
Selain itu ada pilar-pilar disekitar Lapangan Merdeka dengan ornamen-ornamen gambar tari-tarian khas Maluku. Spot ini akan terlihat bagus sebagai latar foto atau berselfie.
Lokasi selfie lainnya adalah di properti foto tulisan “Ambon Manise” yang terletak di pinggir lapangan. Tulisan ini terpampang begitu besarnya hingga masih terlihat jelas dari kejauhan.
Di sekitar lokasi Taman Merdeka Ambon terdapat banyak hotel dan rumah makan, jadi tidak usah kawatir kalau perut sudah terasa lapar.
Juga ada Balaikota dan Gedung Kantor Gubernur Maluku. Tepat di seberang jalan Monumen Gong Perdamaian Dunia ada lokasi wisata sejarah lain yaitu Benteng Victoria. Benteng ini merupakan benteng peninggalan Belanda.
Lokasi dan Rute menuju Taman Merdeka
Lokasi dari Monumen Gong Perdamaian Dunia adalah di Lapangan Merdeka Kota Ambon yang berada tepat di tengah-tengah Kota Ambon.
Dari Bandara Internasional Pattimura bisa naik Bus Damri dengan rute Taman Merdeka Ambon.
Perjalanan sejauh 20 kilometer akan memakan waktu sekitar setengah jam dengan melewati jembatan Merah Putih. Tarif Bus Damri dari Bandara ke Kota Ambon adalah sebesar Rp.35.000,- sekali jalan.
Ke Ambon tanpa mengunjungi Taman Merdeka rasanya tidak lengkap. Disana kita akan menikmati suasana Kota Ambon sekaligus mengingat sejarah kelam di lokasi Gong Perdamaian Dunia.
Khairan Delvin Arsalan (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.
Sadiq Hakim Rizwan (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesulap, tapi kalau menang giveaway ini, saya janji akan menghilang dari daftar peserta yang belum menang!
Rafan Nashif (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli matematika, tapi saya tahu peluang menang giveaway ini meningkat dengan komentar ini.
Hasyam Hanash (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan tempat khusus di rumah untuk hadiah ini. Jangan sampai kosong, ya!
Pirzada Malik Ahmad (pemilik terverifikasi) –
Komentar ini mungkin tidak lucu, tapi kalau saya yang menang, pasti semua tertawa.
Daffa Khafid Irsyad (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan superhero, tapi saya punya kekuatan khusus: kekuatan menarik hadiah giveaway ke arah saya.
Bilal Harist (pemilik terverifikasi) –
Mimpi saya sederhana, hanya ingin menang giveaway ini. Mimpi yang lain? Nanti dulu, fokus satu-satu.
Umar Zainul Abidin (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.
Faris Saqib Wasim (pemilik terverifikasi) –
Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!
Azhar Qamar (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.
Waafy Alif (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.
Khalifa Ibnu Sina (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.
Emir Fatih Ghaffar (pemilik terverifikasi) –
Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.